Karya peserta pameran seni autisme diapresiasi tingkat dunia

Karya peserta pameran seni autisme diapresiasi tingkat dunia – Pameran seni yang menampilkan karya-karya seniman dengan autisme telah memperoleh pengakuan dan apresiasi di tingkat dunia, menyoroti keberagaman dan bakat yang ada di antara mereka. Acara ini tidak hanya memberikan platform untuk berekspresi secara kreatif, tetapi juga membuka mata dunia terhadap keunikan dan keindahan karya mereka.

Peserta pameran seni autisme

sering kali menampilkan karya-karya yang penuh warna, abstrak, dan penuh dengan emosi yang mendalam. Mereka sering kali mengekspresikan diri mereka melalui lukisan, gambar, patung, dan berbagai medium seni lainnya. Meskipun menghadapi tantangan unik dalam komunikasi dan interaksi sosial, seniman autisme sering memiliki kepekaan yang luar biasa terhadap detail dan persepsi yang mendalam tentang dunia di sekitar mereka.

Penghargaan dan pengakuan terhadap

karya-karya seniman autisme telah menjadi semakin merata di dunia seni. Banyak pameran seni khusus untuk seniman dengan autisme telah diadakan di berbagai negara, dan karya-karya mereka sering kali menjadi sorotan utama dalam acara seni tersebut. Bukan hanya sebagai pencapaian seni, tetapi juga sebagai langkah menuju inklusi yang lebih besar bagi individu dengan kebutuhan khusus dalam masyarakat.

Pameran seni autisme juga merupakan

kesempatan untuk meningkatkan kesadaran tentang autisme dan memerangi stigma yang masih melekat di sekitarnya. Dengan memamerkan karya-karya seniman autisme di tingkat dunia, kita dapat memperkuat pemahaman bahwa autisme bukanlah hambatan untuk berkarya secara kreatif, tetapi justru merupakan bagian dari kekayaan dan keberagaman dalam dunia seni.

Para peserta pameran seni autisme

sering kali menerima respon positif dari pengunjung, baik dalam hal penjualan karya maupun apresiasi atas keindahan dan kedalaman emosi yang terpancar dari setiap karya. Kebanggaan dan kegembiraan yang dirasakan oleh para seniman ini ketika melihat karya mereka dihargai oleh masyarakat global tidak dapat diukur dengan kata-kata.

Dengan adanya pameran seni autisme yang diakui secara internasional, kita dapat melihat bagaimana seni dapat menjadi sarana yang kuat untuk menyatukan orang-orang dari latar belakang yang berbeda dan merayakan keunikan setiap individu. Semakin banyaknya penghargaan dan pengakuan terhadap karya seniman autisme, semakin besar pula harapan untuk menciptakan dunia yang lebih inklusif dan dipenuhi dengan penghargaan terhadap keragaman.


Artikel ini menggarisbawahi pentingnya pengakuan dan apresiasi terhadap karya seniman dengan autisme di tingkat dunia serta dampak positif yang dimilikinya dalam mendorong inklusi dan pemahaman tentang keberagaman dalam masyarakat.

Read More

11 Lukisan Terkenal di Dunia Karya Seniman Indonesia

11 Lukisan Terkenal di Dunia Karya Seniman Indonesia – Seni lukis Indonesia memiliki warisan budaya yang kaya dan beragam, menggabungkan unsur-unsur tradisional dengan pengaruh modern yang unik. Berikut adalah 11 lukisan terkenal karya seniman Indonesia yang telah memperkaya dunia seni:

“Kuda-Kuda Lautan” (1927) oleh Affandi

Lukisan ini adalah salah satu karya ikonik Affandi yang menunjukkan ekspresionisme yang kuat dengan goresan kuas yang dinamis, menggambarkan kuda laut yang megah dan penuh energi.

“Arjuna Wiwaha” (1939) oleh Raden Saleh

Lukisan ini menggambarkan sosok Arjuna, salah satu tokoh pewayangan dalam Mahabharata, dengan latar belakang alam yang dramatis, menampilkan keahlian Raden Saleh dalam menggabungkan gaya Barat dengan tema Jawa.

“Upacara di Bali” (1931) oleh Walter Spies

Sebagai salah satu seniman Eropa yang terinspirasi oleh keindahan Bali, lukisan ini mencerminkan kehidupan dan kebudayaan Bali yang meriah dan penuh warna.

“Ibu dan Anak” (1950) oleh Basoeki Abdullah

Lukisan ini menampilkan sentuhan realisme yang khas Basoeki Abdullah, menampilkan kelembutan hubungan antara seorang ibu dan anaknya dengan penggunaan warna-warna yang hangat.

“Hujan Bulan Juni” (1974) oleh S. Sudjojono

Lukisan ini merupakan karya penting dalam seni lukis Indonesia modern, menggambarkan pemandangan perkampungan tradisional yang tertutup hujan lebat, sementara petani dan masyarakat setempat beraktivitas.

“Potret Diri dengan Monyet” (1938) oleh Affandi

Lukisan ini menunjukkan keahlian Affandi dalam menangkap ekspresi emosi, dengan dirinya sendiri bersama seekor monyet, menggambarkan keintiman dan koneksi antara manusia dan hewan.

“Pemandangan Bali” (1930) oleh Arie Smit

Lukisan ini menampilkan pemandangan Bali yang indah dan khas dengan penggunaan warna-warna cerah yang menarik perhatian, mencerminkan kecintaan Arie Smit terhadap keindahan alam Bali.

“Panglima Besar Jenderal Soedirman” (1966) oleh Hendra Gunawan

Lukisan ini adalah potret epik Jenderal Soedirman, salah satu pahlawan nasional Indonesia, yang diilustrasikan dengan kuat dan penuh semangat oleh Hendra Gunawan.

“Kontak” (1990) oleh Nyoman Masriadi

Lukisan ini adalah karya kontemporer Nyoman Masriadi yang menggambarkan tema-tema sosial dan politik dengan gaya yang kuat dan mengesankan.

“Potret Diri” (1937) oleh Lee Man Fong

Lee Man Fong adalah seniman Tionghoa-Indonesia yang terkenal, dan lukisan ini menampilkan keahliannya dalam melukis potret diri dengan penggunaan warna-warna yang cerah dan komposisi yang menarik.

“Jejak Langkah Sang Maestro” (2001) oleh Dullah

Lukisan ini adalah salah satu karya terkenal Dullah yang menggambarkan sosok maestro musik klasik Indonesia, khususnya karya-karya Guruh Sukarnoputra, dengan teknik realisme yang luar biasa.

Karya-karya seniman Indonesia ini tidak hanya memperlihatkan keindahan budaya dan alam Indonesia, tetapi juga mencerminkan kedalaman dan kompleksitas dalam ekspresi artistik mereka.

Read More

7 Kasus Pencurian Karya Seni paling Fenomenal di Dunia

7 Kasus Pencurian Karya Seni paling Fenomenal di Dunia – Karya seni selalu menjadi objek kekaguman dan keinginan bagi banyak orang. Namun, sayangnya, ada beberapa kasus pencurian karya seni yang telah mencuri perhatian dunia karena keunikan, nilai, dan keberaniannya. Berikut adalah tujuh kasus pencurian karya seni paling fenomenal di dunia yang mencatat sejarah:

Pencurian Mona Lisa

Kasus ini mungkin menjadi pencurian karya seni paling terkenal dalam sejarah. Pada tahun 1911, lukisan Mona Lisa karya Leonardo da Vinci dicuri dari Louvre di Paris oleh seorang pegawai museum. Lukisan ini kemudian berhasil dikembalikan dua tahun kemudian.

Pencurian Isabella Stewart Gardner Museum

Pada tahun 1990, dua pencuri menyamar sebagai polisi dan berhasil mencuri 13 karya seni senilai jutaan dolar dari Isabella Stewart Gardner Museum di Boston. Karya-karya yang dicuri termasuk lukisan karya Rembrandt dan Vermeer yang belum pernah ditemukan hingga saat ini.

Pencurian Munch’s “The Scream”

Salah satu versi lukisan “The Scream” karya Edvard Munch dicuri dari Museum Nasional Norwegia pada tahun 1994. Lukisan ini kemudian berhasil dipulihkan setelah pembayaran tebusan kepada pencuri.

Pencurian Van Gogh’s “Poppy Flowers”

Lukisan “Poppy Flowers” karya Vincent van Gogh dicuri dari Galeri Nasional Mesir pada tahun 2010. Sampai saat ini, lukisan ini belum berhasil ditemukan.

Pencurian Karya Seni Koleksi Breguet

Pada tahun 2017, dua seniman dan seorang pria lainnya berhasil mencuri lebih dari 1.000 karya seni dan barang-barang berharga lainnya dari koleksi museum Breguet di Paris, dengan total kerugian senilai jutaan euro.

Pencurian Mural Banksy di Paris

Pada tahun 2018, mural karya seniman street art terkenal, Banksy, dicuri dari dinding sebuah bangunan di Paris. Mural ini menggambarkan pengungsi, dan meskipun pencuri berhasil ditangkap, karyanya tidak pernah ditemukan.

Pencurian “The Concert” karya Vermeer

Pada tahun 1990, “The Concert” karya Johannes Vermeer dicuri dari Museum Isabella Stewart Gardner di Boston bersama dengan beberapa karya seni lainnya. Pencurian ini masih menjadi misteri besar dan karya seni tersebut belum pernah ditemukan.

Kasus-kasus pencurian karya seni ini tidak hanya mencuri perhatian publik karena keunikannya, tetapi juga menunjukkan pentingnya keamanan dan perlindungan terhadap warisan budaya yang berharga bagi umat manusia.

Read More

Cerita ‘keajaiban, ketangguhan’ tanaman Indonesia

Cerita ‘keajaiban, ketangguhan’ tanaman Indonesia – Di balik gemerlapnya keanekaragaman hayati Indonesia tersembunyi cerita menakjubkan tentang keajaiban dan ketangguhan tanaman yang telah menjadi kebanggaan negara dan memikat hati dunia. Koleksi tanaman yang sangat beragam dari berbagai belahan nusantara telah menjadi pusaka bagi institusi seni botani terbesar di dunia.

Kekayaan Hayati Indonesia

Indonesia, dengan berbagai ekosistemnya yang unik, menjadi rumah bagi berbagai jenis tanaman langka dan eksotis. Dari hutan hujan tropis hingga padang rumput, kekayaan hayati Indonesia mempesona para ilmuwan dan penggemar alam.

Keajaiban Flora Lokal

Tanaman-tanaman Indonesia tidak hanya mempesona dari segi keindahan, tetapi juga menampilkan keajaiban adaptasi dan ketangguhan yang luar biasa. Mereka mampu bertahan dalam berbagai kondisi ekstrim dan memberikan manfaat besar bagi lingkungan dan manusia.

Koleksi Terbesar di Dunia

Institusi seni botani terkemuka di dunia telah memilih untuk mengumpulkan tanaman-tanaman Indonesia sebagai bagian dari koleksi mereka. Dari rafflesia yang berukuran besar hingga anggrek langka, tanaman-tanaman ini menjadi daya tarik utama bagi pengunjung dari berbagai penjuru dunia.

Peran Penting Institusi Seni Botani

Institusi seni botani memiliki peran penting dalam pelestarian keanekaragaman hayati. Mereka tidak hanya mengumpulkan dan memamerkan tanaman-tanaman langka, tetapi juga melakukan penelitian dan konservasi untuk memastikan kelangsungan hidup spesies-spesies tersebut.

Kemitraan dengan Indonesia

Kehadiran koleksi tanaman Indonesia di institusi seni botani terbesar di dunia merupakan hasil dari kerja sama antara Indonesia dan berbagai negara. Ini memperkuat hubungan antarbangsa dan mempromosikan kekayaan alam Indonesia ke kancah internasional.

Wisata Edukatif

Koleksi tanaman Indonesia juga menjadi daya tarik wisata edukatif bagi para pengunjung. Mereka tidak hanya dapat menikmati keindahan alam, tetapi juga belajar tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan merawat kekayaan hayati.

Penghargaan Internasional

Keberadaan koleksi tanaman Indonesia di institusi seni botani terbesar di dunia menjadi bukti pengakuan atas kekayaan alam Indonesia. Ini memberikan kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia dan menginspirasi upaya-upaya pelestarian lebih lanjut.

Dengan keajaiban dan ketangguhan tanaman Indonesia yang mengagumkan, koleksi institusi seni botani terbesar di dunia menjadi saksi bisu dari kekayaan alam yang luar biasa. Semoga keberadaan mereka terus menginspirasi generasi mendatang untuk menjaga dan merawat warisan alam Indonesia dengan baik.

Read More

SBY Ngaku Masih ‘Mualaf’ Dunia Seni Kebudayaan: Begitu?

SBY Ngaku Masih ‘Mualaf’ Dunia Seni Kebudayaan: Begitu? – Sebagai presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, atau yang lebih dikenal dengan SBY, menunjukkan minatnya yang mendalam dalam seni dan kebudayaan. Namun, pernyataan kontroversialnya tentang status ‘mualaf’ dalam dunia seni dan kebudayaan memicu beragam tanggapan.

Minat Terhadap Seni dan Kebudayaan

SBY dikenal karena minatnya yang besar terhadap seni dan kebudayaan Indonesia. Selama masa jabatannya sebagai presiden, ia menginisiasi berbagai kegiatan untuk mendukung dan mempromosikan seni dan kebudayaan bangsa.

Kontroversi Pernyataan

Pernyataan SBY yang menyebut dirinya sebagai ‘mualaf’ dalam konteks dunia seni dan kebudayaan menimbulkan kontroversi. Beberapa pihak menafsirkan pernyataannya sebagai sebuah klaim yang tidak sesuai dengan konteks sebenarnya.

Kritik dan Tanggapan

Pernyataan SBY menuai kritik tajam dari berbagai kalangan. Sebagian menganggap bahwa klaim ‘mualaf’ dalam konteks seni dan kebudayaan tidaklah tepat dan bisa menimbulkan kesalahpahaman.

Tafsiran yang Beragam

Ada yang berpendapat bahwa pernyataan SBY seharusnya diinterpretasikan dalam konteks pengalaman pribadinya dalam memahami dan mendukung seni dan kebudayaan, bukan sebagai klaim tentang perubahan agama.

Pemahaman yang Lebih Dalam

Untuk memahami pernyataan SBY secara utuh, penting untuk melihat konteks dan maksud di baliknya. SBY mungkin ingin menyampaikan pesan tentang peran penting seni dan kebudayaan dalam mempersatukan bangsa, tanpa bermaksud untuk membuat pernyataan agama.

Dukungan Terhadap Seni dan Kebudayaan

Meskipun kontroversi seputar pernyataannya, tidak dapat disangkal bahwa SBY telah memberikan dukungan yang besar terhadap pengembangan seni dan kebudayaan di Indonesia, dan upayanya patut diapresiasi.

Pentingnya Dialog Terbuka

Kontroversi seputar pernyataan SBY menyoroti pentingnya dialog terbuka dan pemahaman yang mendalam dalam menyikapi pernyataan tokoh publik. Diskusi yang konstruktif dapat membantu mencegah munculnya kesalahpahaman dan meningkatkan pemahaman bersama.

Pernyataan SBY tentang status ‘mualaf’ dalam dunia seni dan kebudayaan mungkin telah menimbulkan kontroversi, namun penting untuk mengambil kesempatan ini sebagai momen untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap seni, kebudayaan, serta pluralitas di Indonesia.

Read More

Lukisan Basquiat Yang Ditampilkan di Museum Seni Orlando

Lukisan Basquiat Yang Ditampilkan di Museum Seni Orlando – Panggilan pengadilan menimbulkan pertanyaan tentang pameran karya “yang diklaim oleh seniman Jean-Michel Basquiat.”

Lukisan Basquiat Yang Ditampilkan di Museum Seni Orlando

Ketertarikan budaya yang sedang berlangsung dengan kehidupan dan karya Jean-Michel Basquiat menunjukkan sedikit tanda-tanda meredup, apakah itu dalam bentuk penjualan cepat seharga $29,99 T-shirt bertema Basquiat di The Gap, kerumunan besar untuk pameran seni terbaru Basquiat, atau kanvas sebenarnya oleh pelukis yang dilelang minggu lalu seharga $85 juta. judi online

Untuk jajaran mereka yang sangat fokus pada semua hal Basquiat, Anda sekarang dapat menambahkan FBI

Tim Kejahatan Seni FBI sedang menyelidiki keaslian 25 lukisan yang menurut Museum Seni Orlando dibuat oleh Basquiat dan dipamerkan di sana, menurut panggilan pengadilan federal dan beberapa orang yang mengetahui tentang situasi tersebut.

Lukisan-lukisan dalam pameran “Heroes & Monsters: Jean-Michel Basquiat” dikatakan oleh museum dan pemiliknya telah ditemukan dari unit penyimpanan Los Angeles pada tahun 2012. Karya-karya itu sebagian besar tidak terlihat sebelum pembukaan pameran di bulan Februari.

Sebuah artikel di The New York Times mengajukan pertanyaan tentang keasliannya, melaporkan bahwa seorang desainer yang sebelumnya bekerja untuk Federal Express telah mengidentifikasi jenis huruf FedEx pada selembar karton yang dikatakan telah dilukis Basquiat sebagai salah satu yang tidak dirancang sampai tahun 1994 enam tahun setelah kematian artis.

Pemilik lukisan dan direktur dan kepala eksekutif museum, Aaron De Groft, mengatakan lukisan itu asli Basquiat, mengutip pernyataan dari pakar dunia seni yang ditugaskan oleh pemiliknya. Dan ketua dewan museum, Cynthia Brumback, secara terbuka mendukung De Groft. Lukisan-lukisan itu akan meninggalkan museum pada 30 Juni untuk pameran publik di Italia.

Agen Khusus FBI telah mewawancarai orang-orang di dunia seni dan desain, dengan fokus pada lukisan di pameran dan pada pemilik utama mereka, yang sebelumnya mengatakan dalam wawancara bahwa mereka mencoba menjual karya tersebut. Mereka yang ditanyai termasuk De Groft, menurut dua karyawan museum yang tidak disebutkan namanya karena mereka mengatakan De Groft telah memperingatkan staf bahwa siapa pun yang berbicara dengan media akan dipecat.

De Groft tidak menanggapi permintaan komentar atas pertanyaan FBI atau instruksinya kepada staf di OMA, demikian nama museum itu.

Dalam panggilan pengadilan kepada OMA tertanggal 27 Juli 2021, FBI menuntut komunikasi “setiap dan semua” antara karyawan museum dan pemilik karya seni “yang diklaim oleh seniman Jean-Michel Basquiat,” termasuk korespondensi dengan para ahli mengenai karya seni tersebut. Panggilan pengadilan, yang telah ditinjau oleh The New York Times, menunjukkan bahwa FBI juga meminta dewan pengawas museum tentang lukisan itu.

FBI menolak mengomentari penyelidikan, atau statusnya. Tetapi seseorang yang terkait dengan kasus tersebut mengatakan bahwa dia diwawancarai pada bulan April. Jika asli, lukisan Basquiat akan bernilai sekitar $ 100 juta, menurut Putnam Fine Art and Antique Appraisals, yang menilai mereka untuk pemiliknya.

Fokus spesifik dari penyelidikan FBI, dan siapa yang ditargetkan oleh badan tersebut, tidak jelas. Tetapi penjualan seni yang disengaja yang diketahui palsu akan menjadi kejahatan federal.

De Groft dan pemilik 25 lukisan mengatakan bahwa lukisan itu dibuat di atas lembaran karton yang diambil oleh Basquiat pada akhir 1982 ketika dia tinggal dan bekerja di sebuah studio di bawah rumah dealer seni Larry Gagosian di Los Angeles, saat dia mempersiapkan karya baru untuk pertunjukan di galeri Gagosian.

Mereka mengatakan karya-karya itu kemudian dijual oleh Basquiat seharga $ 5.000 kepada seorang penulis skenario televisi yang sekarang sudah meninggal, Thad Mumford, yang memasukkannya ke dalam unit penyimpanan dan melupakannya selama 30 tahun sampai konten unit disita karena tidak membayar sewa dan dilelang pada tahun 2012.

(Gagosian mengatakan dia “menemukan skenario cerita yang sangat tidak mungkin.”) Harta penulis skenario dibeli sekitar $15.000 oleh William Force, seorang pedagang barang seni dan barang antik, dan Lee Mangin, seorang pensiunan penjual.

Pemilik ketiga adalah pengacara pengadilan Los Angeles Pierce O’Donnell, yang pada tahun 2016 mewakili Amber Heard dalam perceraiannya dari Johnny Depp dan Angelina Jolie dalam perceraiannya dari Brad Pitt. Dia kemudian membeli enam dari 25 karya tersebut dan menyewa sejumlah ahli, beberapa di antaranya mengatakan bahwa karya tersebut tampak asli.

Lukisan Basquiat Yang Ditampilkan di Museum Seni Orlando

Putusan dari perkebunan Basquiat tidak mungkin lagi: komite otentikasinya dibubarkan pada 2012, pada saat banyak perkebunan seniman berhenti mengotentikasi karya seni karena litigasi yang mahal. Memamerkan lukisan di museum seringkali dapat meningkatkan legitimasi karya tanpa asal yang lebih mapan.

Sebagian besar cerita belakang yang menetapkan asal-usul lukisan sebagian besar didasarkan pada kata-kata Mangin dan Force, yang keduanya menjalani hukuman penjara karena perdagangan narkoba kejahatan dengan nama yang berbeda, catatan penegakan hukum menunjukkan.

Read More

Sampah Adalah Muse: Temui Artis Residen Departemen Sanitasi

Sampah Adalah Muse: Temui Artis Residen Departemen Sanitasi – Sto Len memfokuskan sebagian besar karyanya pada isu-isu lingkungan di New York City, termasuk situs-situs seperti TPA Fresh Kills di Staten Island.

Sampah Adalah Muse: Temui Artis Residen Departemen Sanitasi

Sekilas, Sto Len tampak segar dari truk sampah Kota New York.

Mengenakan sepatu bot kerja, celana kargo, dan rompi keselamatan berpotongan hijau, ia melapor setiap hari ke bengkel truk sampah yang ramai di Queens milik Departemen Sanitasi. slot gacor

Dia berkonsultasi dengan mekanik, tukang las dan pelukis yang bekerja di truk pengumpul, penyebar garam dan penyapu jalan. Kemudian pergi untuk mencari tumpukan ember sampah jalanan atau tanda-tanda departemen.

Pada pemeriksaan lebih dekat, seragamnya lebih punk rock sendup daripada edisi standar, dengan logo Ramones bertema tempat sampah di bagian belakang rompinya dan tambalan Limbah Kota menandakan band thrash metal, bukan agensi kota di bagian depan.

Bahkan ID fotonya tidak resmi: Alih-alih foto, “foto kepala” adalah karikatur Len, 43, yang memiliki rambut runcing dan memakai kacamata besar. Sebagai seniman penduduk Departemen Sanitasi dan pemandangan yang akrab di antara jajaran depot agen di sekitar kota Len tidak mengumpulkan sampah, melainkan ide-ide artistik yang terkait dengannya.

Serahkan pada New York untuk mempekerjakan seseorang untuk membuat karya seni tentang pemulung kota.

Posisi Len selama setahun adalah bagian dari inisiatif Public Artists in Residence, yang diciptakan agar seniman “mengatasi tantangan sipil yang mendesak melalui praktik kreatif mereka” dan dijalankan oleh Departemen Urusan Kebudayaan.

Program urusan budaya diilhami oleh Mierle Laderman Ukeles, yang pada tahun 1977 mulai bergabung dengan Departemen Kebersihan sebagai seniman residensi yang tidak dibayar. Residensi sekarang datang dengan pembayaran $ 40.000.

Salah satu tantangan, menurut rilis berita Departemen Sanitasi, adalah membuat warga New York “mempertimbangkan kembali peran mereka sendiri” dalam hubungan antara mereka, sampah mereka, dan mereka yang menghilangkannya.

Yang terakhir adalah sekitar 10.000 pekerja sanitasi yang membentuk agen pengangkutan sampah kota terbesar di Amerika Serikat dan yang mengumpulkan dan mengangkut lebih dari 24 juta pon sampah dan daur ulang setiap hari.

Departemen ingin melihat pekerjanya diperlakukan dengan lebih hormat: Laporan tentang karyawan yang diancam atau diserang datang sekitar sebulan sekali, kata juru bicara, Josh Goodman.

“Pekerja kami sadar masih banyak masyarakat yang tidak menganggap petugas kebersihan mereka adalah manusia,” ujarnya. Bagi Sto Len, publik telah mengadopsi pandangan “tidak terlihat, tidak terpikirkan” tentang sampah mereka.

“Kamu mengeluarkan kantong sampahmu dan itu hilang selamanya, tapi kemana perginya?” dia berkata. “Kebanyakan orang tidak ingin tahu.”

Jadi dia dengan masam menciptakan divisi baru di dalam departemen OK, kantor pada dasarnya terdiri dari dia yang disebut Kantor Dalam Visibilitas. Tujuannya: untuk menonjolkan tenaga kerja.

Gambar seni Len diposting di situs web departemen dan di akun Instagram pribadinya. Dia memiliki rencana untuk pertunjukan di fasilitas sanitasi dan melakukan pembicaraan publik dan lokakarya tentang residensi, yang dia mulai pada bulan September, dan tentang membuat seni dari barang-barang bekas.

Len tidak mengobrak-abrik sampah warga New York untuk mencari perlengkapan seninya. Sebaliknya, ia menggunakan bahan departemen. Dia mencampur ulang cuplikan film tentang departemen tersebut menjadi potongan kolase video dan menggunakan kembali templat lama untuk poster daur ulang dan anti-sampah untuk menciptakan karya artistiknya sendiri.

Sto Len, nama samaran yang telah lama ia gunakan sebagai nama artisnya, dibesarkan di Virginia dan telah tinggal di New York sejak tahun 2000. Ia banyak memfokuskan karyanya pada masalah lingkungan, termasuk saluran air yang tercemar dan tempat-tempat seperti TPA Fresh Kills di Staten Island, mendaur ulang sampah menjadi bahan seni, dan mengorganisir pertemuan di lokasi Superfund. Sebelum mengambil posisi artist-in-residence di New York, ia melakukan tugas yang sama sebagai artist-in-residence di pabrik pengolahan air limbah di Virginia.

Sampah Adalah Muse: Temui Artis Residen Departemen Sanitasi

Len menghabiskan beberapa bulan pertama program Departemen Sanitasi dengan melakukan pengumpulan-mengangkut truk, mewawancarai pekerja dan mengikuti jejak sampah dari tepi jalan ke truk ke stasiun pemindahan, di mana sampah dimuat ke tongkang dan kereta api dan dikirim ke luar kota untuk pembakaran dan penimbunan.

Hari-hari ini, dia hadir setiap hari di Central Repair Shop departemen di Queens, sebuah pabrik raksasa di mana sebagian besar armada dilayani dan di mana Len, yang tinggal di wilayah itu sekarang memiliki dua studio untuk bekerja.

“Dapatkah Anda bayangkan memiliki ruang studio sebesar ini di New York City,” katanya minggu lalu sambil berdiri di sebuah ruangan di mana petugas kebersihan pernah membuat tanda-tanda yang mengingatkan warga New York, antara lain, untuk mendaur ulang dan membersihkan anjing mereka.

Read More

Membuat Karya Seni Di Saat Lockdown Berarti Penjara Bagian 3

Membuat Karya Seni Di Saat Lockdown Berarti Penjara Bagian 3 – Dalam kontribusi yang sangat baik, James Yaya Hough dijatuhi hukuman, pada usia 17 untuk kurungan seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat atas pembunuhan. Kemudian dirinya mengeluarkan karya seni setelah 27 tahun dipenjara, yaitu pada tahun 2019.

Saat peluncuran karya seninya mengisi dua partisi galeri dengan gambar garis mengerikan dari sosok yang mengubah bentuk antara perempuan dan laki-laki, penghukum dan dihukum. slot online

Membuat Karya Seni Di Saat Lockdown Berarti Penjara Bagian 3

Beberapa dari karya ini telah dibuat bertahun-tahun setelah peluncuran seorang narapidana, menunjukkan bagaimana situasi penjara yang meresahkan terus membentuk kehidupan mereka. Dalam video tahun 2018, Ain’t I a Woman, Mary Enoch Elizabeth Baxter, yang menggunakan judul hip-hop Isis Tha Savior, memerankan kembali peristiwa traumatis dalam kehidupan pribadinya sebelumnya. Dirinya menjalani persalinan di penjara sambil dibelenggu ke tandu untuk menangani penaklukan bersejarah wanita kulit hitam. Judul video tersebut adalah kutipan dari abolisionis dan mantan budak Sojourner Fact.

Itu salah satu dari beberapa karya di masa kini yang menghubungkan penahanan massal ke perbudakan. Penggambaran dilakukan oleh Jared Owens melapisi cetak biru penjara kontemporer dengan diagram kapal budak abad ke-18. Gambar oleh Keith Calhoun dan Chandra McCormick dok terkenal brutal setiap hari kehidupan di Penjara Angola di Louisiana, dibangun di atas posisi perkebunan kapas abad ke-19. sbobet88 slot

Baik Tn. Calhoun maupun Nn. McCormick tidak dipenjara, begitu pula beberapa artis berbeda yang dimasukkan Dr. Fleetwood, di antaranya Sara Bennett, Maria Gaspar, dan Sable Elyse Smith. Dalam pengertian itu mereka datang ke topik dari luar. Tetapi pekerjaan mereka politik dan swasta benar-benar merasa tidak terpisahkan. Karena di masa sekarang, secara umum, di dalam dan di luar pintu, rasa bersalah dan tidak bersalah dari pelaku dan penderita benar-benar merasa seperti gagasan yang mengalir.

Karya seni Ms. Smith seperti patung, efisiensi, puisi yang dibingkai oleh kebenaran bahwa ayahnya memulai hukuman seumur hidup untuk pembunuhan ketika dia berusia 10 tahun. Secara tidakk langsung, kejahatan yang dia lakukan telah membentuk hidupnya dan fisiknya yang meningkat dan berkesan dari karya seni.

Dorongan untuk pameran itu sendiri memiliki pasokan yang serupa. Keingintahuan lama Dr. Fleetwood tentang ketidakadilan sistem penjara Amerika dimulai bersama dengan keahlian pribadinya untuk menutup anggota keluarga laki-laki yang menjalani hukuman jangka panjang. Rekening langsungnya tentang realitas tersebut, dan dampaknya pada rumah tangga Afrika-Amerika yang berkepanjangan, mengetik bab yang tersisa dari e-book-nya.

Akhirnya, pameran yang diselenggarakan oleh Dr. Fleetwood dengan kurator Amy Rosenblum Martín, Jocelyn Miller dan Josephine Graf memperumit definisi kejahatan itu sendiri. Tidak hanya itu saja, mereka malah meningkatkannya melewati ruang sidang ke dalam masyarakat Amerika.

Ini adalah masyarakat di mana rasisme biasanya menentukan praduga bersalah. Hukuman penjara  ketidakberdayaan dan penghapusan manusia dipilih dari pada memperbaiki ketidakadilan yang mengakibatkan penjara. Ini adalah masyarakat di mana mengurung individu adalah perusahaan besar, dengan koneksi yang menjangkau di semua tempat, termasuk dunia karya seni. Ini diperjelas dalam protes terbaru yang berkonsentrasi pada pengurus museum Tom Gores, investor keadilan pribadi, di Museum Karya Seni Los Angeles County, dan Larry Fink, ketua dan kepala pemerintahan BlackRock, di MoMA untuk investasinya di dalam penjara-industri rumit.

Membuat Karya Seni Di Saat Lockdown Berarti Penjara Bagian 3

Skala keadilan halus dan mulai bergeser. Satu-satunya teknik untuk memantapkan mereka dengan benar adalah dengan mata yang bertahap, penuh gairah, dan kontak tangan yang seimbang, dan di situlah karya seni itu sendiri tersedia.

Read More

Membuat Karya Seni Di Saat Lockdown Berarti Penjara Bagian 2

Membuat Karya Seni Di Saat Lockdown Berarti Penjara Bagian 2 – Hal ini memanfaatkan rambut gel sebagai media di atas lebih dari tiga lusin seprai yang dikeluarkan dari penjara. Dengan bantuan sesama narapidana dan penjaga koperasi, dia berada dalam posisi ini selama lebih dari tiga tahun. Hanya untuk mengirimkan lembaran-lembaran itu secara terpisah kepada teman-temannya.

Membuat Karya Seni Di Saat Lockdown Berarti Penjara Bagian 2

Hanya setelah peluncurannya pada tahun 2014, dirinya membeli untuk melihat panel yang disatukan sebagai satu karya berukuran tinggi 15 jari kaki dan lebar 40 jari kaki. Dia menyebutnya sebagai Apokaluptein 16389067, yang menggabungkan kata kerja Yunani untuk mengungkapkan dan jumlah penjaranya. slot88

Tidak kalah berani dalam skala, meskipun dieksekusi dalam peningkatan yang jauh lebih kecil. Karya Mark Loughney, yang berada di penjara di Pennsylvania yang berjudul Kekalahan Pyrrhic: Sebuah Studi Visual tentang Penahanan Massal, itu adalah sampul dari lantai ke langit-langit sampul yang mengatur sekitar 500 gambar kepala-shot-gaya teman penjara artis. Dalam penggambaran terbaru, diselesaikan setelah dimulainya pandemi, pengasuh memakai masker wajah.

Seperti yang ditulis Dr. Fleetwood dalam e-book-nya, salah satu dari banyak hasil penahanan yang diperhitungkan adalah hancurnya rasa individualitas dan kebersamaan narapidana. Potret, yang sangat dihargai di komunitas penjara, dan potret diri adalah penegasan dari masing-masing hasil seni.

Potret diri Pak Loughney adalah contohnya. Ini adalah bagian dari potret namun, dilengkapi dengan tinta biru mengkilap, yang juga menonjol. Potret diri yang dilukis oleh seniman San Francisco Ronnie Goodman, ini diambil saat dirinya sedang melakukan pembobolan rumah di Penjara Negara Bagian San Quentin. Dia menggambarkan dirinya membuat cetakan di bengkel penjara bersama dengan potret narapidana yang berbeda tergantung di dinding di belakangnya. Potret seni ini diluncurkan pada  tahun 2010, saat Tuan Goodman meninggal di salah satu dari banyak perkemahan tunawisma metropolis awal tahun ini.

Ada banyak penggambaran diri di masa sekarang. Seperti karya yang mengesankan oleh Russell Craig. Dirinya adalah seorang seniman otodidak yang, sejak dirinya keluar dari Penjara Negara Bagian Graterford, dirinya telah melukis mural publik di kampung halamannya di Philadelphia. Mural ini tingginya sembilan kaki dan memenuhi dinding galeri. Satu lagi, disebut sebagai Locked in a Dark Calm oleh Tameca Cole, adalah pengukuran kertas printer normal. Dibuat sebagai tanggapan atas insiden penganiayaan di penjara. Hal ini adalah kolase dari wajah feminin yang terfragmentasi yang muncul dari, atau tenggelam ke, lautan garis grafis yang dicoret-coret padat.

Potret diri pensil yang indah oleh Billy Promote (1976-2013) terasa privat seperti tanda tangan. Menjalani hukuman seumur hidup di penjara California karena percobaan pembunuhan. Dirinya diselamatkan dalam isolasi di sana, dimana Mr. Promote ini meninggal saat mengambil bagian dalam pemogokan kelaparan di seluruh negara bagian. Pemogokan ini dilakukan untuk memprotes kurungan isolasi. Petugas penjara menyebut kematiannya sebagai bunuh diri, meskipun pemicunya telah dipertanyakan tetaplah bersalah.

Membuat Karya Seni Di Saat Lockdown Berarti Penjara Bagian 2

Mr Promote adalah salah satu dari beberapa seniman di masa kini yang terlibat dalam aktivisme politik saat dipenjara. Seorang lainnya adalah Ojure Lutalo, yang ditangkap pada tahun 1975 saat merampok lembaga keuangan untuk mendapatkan dana bagi kelompok revolusioner kulit hitam. Dia menghabiskan banyak dari 22 tahun dalam isolasi item tempat dia menghasilkan banyak kolase padat teks memprotes rasisme institusional. Dirinya dengan mudah menyebut karyanya sebagai “propaganda visual”, meski tidak semua karya seni politik saat ini sejelas instrumentalnya.

Read More

Membuat Karya Seni Di Saat Lockdown Berarti Penjara Bagian 1

Membuat Karya Seni Di Saat Lockdown Berarti Penjara Bagian 1 – Amerika Serikat saat ini memiliki penduduk yang sedang mengalami penguncian terbesar di dunia. Sekitar 2,4 juta jiwa, dan sebagian besar dari mereka masyarakat kulit Hitam. Sejak 1980-an, hukuman penjara seumur hidup telah meningkat empat kali lipat. Dengan usia minimal untuk hukuman penjara telah menurun, penggunaan kurungan isolasi biasanya dikenal sebagai penyiksaan tanpa sentuhan, telah berkembang.

Hasilnya adalah kompleks industri penjara yang kita semua tahu. Bahwa alam semesta yang menghukum tertutup dari dunia yang lebih besar. Apa yang terjadi di balik partisi ini? Perampasan dan kekejaman, tetapi sebagai tambahan pembuatan karya seni. Seperti yang kita pelajari dari Menandai Waktu: Seni di Zaman Penahanan Massal, 44 seniman yang menggetarkan hadir di MoMA PS1 yang telah dibuka kembali. bet88

Model beta masa kini muncul pada tahun 2018 di Aperture Basis di Manhattan, yang diselenggarakan oleh Nicole R. Fleetwood, seorang profesor riset Amerika dan sejarah karya seni di Rutgers College. Dr. Fleetwood juga bisa menjadi kurator pengunjung pameran MoMA PS 1 dan penulis e-book baru yang jelas yang memberikan judul hadiah dan mendefinisikan apa yang dia sebut estetika karceral. Ini merupakan sebuah karya seni yang dibentuk oleh rumah yang dibatasi secara radikal, waktu kelembagaan yang tidak terikat dan kekurangan bahan.

Di antara perlengkapan yang diberikan, secara singkat media karya seni konvensional sangat sulit ditemukan, sehingga harus dicari penggantinya. Selama 20 tahun kurungan di penjara negara bagian Ohio mulai tahun 1991, narapidana-artis Dean Gillispie telah membuat model foto fantasi meja dari masa kecil kelas pekerja. Seperti miniatur stasiun bahan bakar, rumah film, dan pengunjung pinggir jalan. Dirinya membuatnya dari sampah yang dipulung seperti batang es loli, kertas bungkus rokok dan kantong teh daur ulang. Semua ini dipegang bersama dengan pin yang dicuri dari toko jahitan penjara.

Pada tahun 2012, di Lembaga Pemasyarakatan Federal di Fairton, NJ Gilberto Rivera. Mantan seniman jalan Brooklyn, juga memanfaatkan sumber-sumber yang ada. Sebagai tanggapan tersinggung atas pertemuan dirinya yang bermusuhan dengan seorang penjaga. Dirinya menciptakan kumpulan mode lukisan aksi raksasa yang berantakan dari dokumen penjara dan seragam narapidana yang robek, kemudian menggunakan lilin tanah sebagai pekerjaan penjaranya yaitu mengepel lantai sebagai pengikat. Dirinya memberi judul hasil tersebut sebagai An Institutional Nightmare.

Bagaimana dia bisa menutupi bidak itu, yang ada di masa sekarang. Setelah dirinya keluar dari penjara, dirinya tidak tahu apa yang harus dilakukan. Namun tantangannya tidak bisa sebaik yang dihadapi oleh seorang narapidana Fairton lainnya. Seperti Jesse Krimes, yang memiliki tugas untuk menjaga pekerjaan pribadinya yang jauh lebih besar.

Membuat Karya Seni Di Saat Lockdown Berarti Penjara Bagian 1

Tuan Krimes yang baru saja lulus dari sekolah dengan ijazah karya seni pada tahun 2008, diwaktu yang bersamaan juga dirinya ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara karena pelanggaran narkoba. Dengan sedikit pengecualian, Dr. Fleetwood menghindari menyebutkan penyebab khusus para seniman di masa kini telah dipenjara. Hal ini mungkin dilakukan untuk menghindari karya seni mereka dipelajari melalui lensa kriminalitas. Dia dengan cepat sampai di sini untuk memahami betapa merusak secara psikologis lingkungan penjara mungkin, dan tahu bahwa hanya memberi perhatian pada pembuatan seni akan menyelamatkan kewarasannya.

Dari realisasi ini apa yang ternyata menjadi karceral magnum opus adalah panorama surge dan neraka berskala sinematis, terhadap padat karya yang terdiri dari foto-foto yang diambil dari koran, glossi mode dan majalah karya seni, dengan semua foto yang dicetak transfer.

Read More